Minggu, 05 Oktober 2008

Meminta Maaf dan Memberi Maaf

by : Titut Mulyono



Idul Fitri telah tiba, seiring dengan berakhirnya ramadhan, kita seperti terlahir kembali karena diharapkan telah kembali fitri, yang artinya kembali bersih, suci. Waktunya kita meminta maaf dan memberi maaf di hari yang fitri ini.
Tahukah anda, ternyata dalam hal meminta dan memberi maaf ini, memiliki aturan atau nilai-nilai tersendiri...?

Pagi ini, sebuah pintu wacana telah dibukakan kepada kita, melalui sebuah tayangan acara Mama&Aa' di Indosiar, yang dipandu oleh Mama Dedeh dan Aa' Abdel. Topiknya adalah mengenai meminta maaf dan memberi maaf.


Dari tayangan tersebut, kita jadi mengetahui bahwa : Yang memiliki nilai dan pahala yang lebih tinggi dan lebih banyak, akan dilimpahkan kepada orang-orang yang terlebih dahulu meminta maaf, daripada yang memberi maaf setelah diminta. Mengapa begitu, ya?

Ternyata, karena meminta maaf itu amat berat. Apalagi sifat dasar manusia yang selalu merasa benar, dan juga pendendam atau pendengki. Padahal, jelas-jelas Allah SWT tidak menyukai manusia-manusia pendendam dan pendengki, namun mengapa masih saja kita merasa berat untuk meminta maaf lebih dulu?

Mungkin banyak dari kita yang juga mengalami sendiri, bagaimana beratnya meminta maaf pada orang lain, apalagi jika jelas-jelas orang tersebut yang lebih dulu berbuat kesalahan, semisalnya telah memfitnah atau menghina kita. Bagaimana kita bisa meminta maaf lebih dulu pada orang-orang seperti itu? Sungguh amat sulit dan berat, pastinya..


Sekalipun Allah SWT telah menjanjikan limpahan berkah dan pahala, bagi siapapun yang terlebih dahulu meminta maaf, tapi tetap saja kebanyakan dari kita akan mengurungkan niat untuk meminta maaf terlebih dahulu kepada orang-orang semacam itu. Mengapa....?

Apakah kita tidak percaya pada janji Allah? Atau karena hati kita telah membatu karena dendam dan dengki, sehingga kita tidak mampu melakukan hal tersebut?
Semua itu tergantung pada pilihan kita. Mau masuk ke dalam golongan manakah kita?
Mari bersama-sama kita renungkan, dan pikirkan. Apakah kita termasuk orang-orang yang beruntung, atau justru merugi...?

Kebersihan hati di hari fitri, adalah tujuan dari dilaksanakannya berpuasa. Jika setelah bulan ramadhan ternyata hati kita masih dipenuhi oleh kebencian, dendam dan dengki, maka berhati-hatilah. Karena bisa jadi di akhir jaman nanti, kita akan termasuk kepada golongan orang-orang yang bangkrut dan merugi.

Tidak ada komentar: